"Saya akan menjadi hamba sahaya (budak) orang yang telah mengajariku
satu huruf. Terserah padanya, saya mau dijual, di merdekakan
atau tetap menjadi hambanya"
-Sayyidina Ali Ibn Abi Thalib-
Seorang santri (pelajar) tidak akan memperoleh kesuksesan dalam mencari ilmu dan tidak pula bermanfaat, selain dengan cara mengagungkan / menghormati ilmu itu sendiri, ahli ilmu (orang alim) dan menghormati keagungan / kemulyaan guru yang telah mengajarinya.
- Mengagungkan / Memulyakan Guru
Salah satu faktor penting keberhasilan dalam mencari ilmu adalah memulyakan guru yang telah mengajari walaupun hanya sekedar satu huruf. Karena dengan ridlo dari seorang guru, seorang pelajar akan mendapatkan ridlo pula dari Allah swt. Bukankah sumber segala ilmu itu adalah Allah swt ?
Kemudian Dia turunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikan Jibril as yang diwariskan secara turun-temurun hingga zaman sekarang. Oleh sebab itulah, penting bagi kita untuk selalu menjaga adab terhadap seluruh guru-guru yang telah memberikan ilmu pada kita.
Termasuk dalam mengagungkan ilmu adalah memulyakan kitab dimana ilmu itu tersimpan. Memulyakan disini bermakna banyak. Apalagi yang dimaksud kitab adalah kitab-kitab dalam dunia pesantren. Sebuah hikayat mengatakan bahwa Syaikhul Islam Syamsul A-Immah Al-Khulwaniy pernah berkata : "
Hanya saya dapati ilmu-ilmuku ini adalah dengan mengagungkan. Sungguh, saya mengambil kertas belajarku selalu dalam keadaan suci".
Jika kitab yang dimaksud adalah buku-buku biasa, maka seyogyanya kitab tetap mengagungkannya. Walau tidak harus dalam keadaan suci selalu, tetapi bagaimana cara kita membawa dan menyimpannya.
Dalam dunia pesantren, selain kita diwajibkan untuk menghormati guru, kitab, ahli ilmu juga harus menghormati teman. Hormat dan patuh pada yang lebih tua, sayang pada yang lebih mudah dan tidak semena-mena pada yang masih kecil.

Harus dibedakan bagaimana berinteraksi dengan masing-masing individu supaya kita tidak menyentuh perasaannya secara kasar. Dengan begitu maka akan terjadi keseimbangan antar personal.
Hormat disini adalah selalu khuyu' pada penjelasan sang guru. Walaupun telah diterangkan berkali-kali maka ia tidak merasa bosan atau bahkan mengatakan pada gurunya "bosen" dengan penjelasan itu. Karena seorang ahli ilmu adalah mereka yang telah mendengar 1000 kali penjelasan tetapi tidak merasa bosan dengan penjelasan tersebut.
- Jangan Memilih Ilmu Sendiri
Guru merupakan seorang tokoh dan telah mengalami banyak perjalanan di dunia. Beliau tahu tentang kemampuan kita dalam menampung ilmu dan bagaimana tabiat kita terhadap suatu ilmu.
- Jangan Duduk Terlalu Dekat Dengan Guru
Saat belajar tengah mulai, hendaklah jarak duduk dengan pengajar (guru) tidak terlalu dekat. Selain untuk menjaga adab terhadap beliau, itu sebagai bentuk pengagungan / memulyakan terhadap status guru kita yang memang berkali lipat mulianya dari kita sendiri.
- Menjaga Dari Sikap Tercela
Penting bagi seorang pelajar untuk menjaga dirinya dari perbuatan tercela. Pelajar adalah perantara malaikat, maka jagalah kehormatan itu dengan menjaga ahlak dan kebiasaan yang baik. Dengan begitu akan sempurnalan ilmu yang didapat dalam proses belajar. Selain ilmunya akan banyak, juga akan mendapatkan ilmu yang berkah serta manfaat.
0 Comments