Berbahasa adalah berproses. Berproses lebih penting dari sekedar proses. Proses dalam berbahasa adala tahapan dan tingkatan yang harus ditahapi secara priodik. Mulai dari tingkatan ibtida-i, mutawassith hingga mutaqaddim.Ketika sebuah bahasa dipahami sebuah laku melewati tahapan saja ikut berproses di dalamnya, maka proses tersebut akan bermankna sebagai proses bahasa, belum berproses bahasa. Karena berproses bahasa membutuhkan kerja aktif untuk mengoptimalkan diri tidak hanya mengikuti alur belajar bahasa.
Dalam tahapan belajar bahasa, anak kecil memiliki cerita yang menarik untuk kita pelajari. Seringkali, dalam acara motivasi berbahasa, pembicara seringkali mengambil contoh tentang anak kecil asal di suatu daerah yang sudah fasih berbahasa dengan bahasa daerahnya. Sebagai contoh anak kecil di negara-negara Arab yang fasih dalam Bahasa Arab, misalnya; Mengapa kita tidak bisa fasih ??? Sebenarnya tidak relevan untuk membandingkan mereka dengan kita karena ada beberapa perbedaan yang mendasar.
Ada beberapa hal yang menarik terkait dengan sosok anak kecil yang fasih dalam Bahasa Arab. Diantaranya adalah antusias, keuletan dan pendamping. Anak kecil cenderung antusias ketika belajar suatu ilmu, hal ini menjadikan ingatan mereka yang masih tajam mampu mengingat setiap apa-apa yang mereka lihat dan dengar.
Hal ini juga berlaku dalam hal pembelajaran suatu bahasa, dalam hal ini Bahasa Arab. Sebagai perantara komunikasi di banyak Negara Arab, bahasa ini terbentuk melalui serangkaian proses budaya yang panjang. Secara umum terdapat dua hal mendasar yang mempengaruhi proses perkembangan Bahasa Arab, yaitu budaya tulisan dan budaya lisan. Dalam budaya tulisan biasanya suatu budaya akan lebih tersetruktur dan rapi hal ini berbanding terbalik dengan budaya lisan, budaya bahasa lisan lebih cenderung digunakan secara spontan, datar dan langsung. Karena hal itu dalam budaya lisan terlahir sekian banyak dialek yang berbeda-beda sekalipun masih dalam satu jenis bahasa. Dari perbedaan-perbedaan itulah dalam Bahasa Arab akhirnya dijumpai bahasa fusha (fasih) yang muncul akibat dari penggunaan budaya tulisan dan bahasa 'amiyah (pasaran) timbul karena kebiasaan percakapan sehari-hari.
Adapun yang Bahasa Arab yang lazim dipelajari secara internasional adalah bahasa fusha, termasuk di Indonesia dan menjadi ciri di banyak pesantren Tanah Air. Para santri sangat akrab dengan ilmu nahwu, sharaf dan balaghah. Bahasa 'amiyah juga ikut turut berkembang dengan berkembangnya kebudayaan Arab sendiri. Hanya saja perkembangan ini sangat cair sehingga dialek orang Saudi, misalnya; Akan berbeda dengan dialek orang Mesir ataupun negara Arab yang lain.
Sementara ini Bahasa Arab dipelajari oleh kalangan terbatas; para santri di pesantren, siswa di madrasah dan mahasiswa di Perguruan Tinggi Islam. Sementara pihak lain yang tidak memiliki latar belakang pendidikan agama masih merasa sulit mempelajarinya.
Beberapa madrasah-madrasah Ibtida-iyah, Tsanawiyah, 'Aliyah dan Perguruan Tinggi Islam telah memberlakukan wajib berbahasa Arab yang disertai dengan pemberlakuan zona bahasa. Secara formal, peraturan tersebut cukup ideal. Namun dalam prakteknya aturan itu sulit diterapkan. Kendala yang timbul antara lain :
- Keterbatasan siswa dalam Bahasa Arab.
- Minimnya kesadaran tentang pentingnya penggunaan Bahasa Arab.
- Belum tersedianya buku muhadatsah yang representatif.
- Atau pengaruh lingkungan yang mayoritas menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa lokal yang percakapan kesehariannya.
- Belum adanya sistem reward dan punishment.
Untuk meminimalisir problem tersebut khususnya yang terkait dengan peningkatan partisipasi aktif dalam berkomunikasi. Ada beberapa formula yang perlu diterapkan, yakni :
Pertama, memberikan pandangan bahwa Bahasa Arab itu mudah. Ini bukan bermaksud menyederhanakan permasalahan, tetapi untuk membangun sebuah persepsi bahwa bahasa itu bisa dipelajari dan mudah dipahami. Bukanya ditakuti dan selanjutnya dihindari. Yang dibutuhkan adalah keuletan serta pembiasaan (mumarasah) dalam menggunakannya sehari-hari.
Kedua, pembelajaran Bahasa Arab bukan hanya berupa presentasi an sich, akan tetapi bagaimana materi tersebut ditransmisikan ke peserta didik yang mampu menjadikan mereka paham. Tidak hanya sekedar mendengarkan. Sebab, seringkali peserta didik mengeluh kesulitan, tetapi tidak berani bertanya. Sementara materi terus berlanjut, sehingga kebingungan semakin menumpuk. Ini perlu diatasi dengan sistem pembelajaran yang interaktif; guru menyampaikan materi, siswa memperhatikan dan memahaminya. Apabila ada materi yang tidak dipahami hendaknya guru memancing agar timbul suatu keinginan untuk bertanya. Kemudian apabila diperlukan, keterangan bisa diulang untuk lebih memahamkan peserta didik.
Ketiga, memperjelas orientasi dan motivasi dalam belajar Bahasa Arab. Kemanakan pembelajaran itu akan dibawa; Untuk memahami naskah, media komunikasi atau profesi ? Selama ini motivasi belajar Bahasa Arab adalah karena Bahasa Arab merupakan bahasa dari al-Qur'an dan bahasa penduduk syurga. Akan lebih menarik tentunya apabila motivasi itu ditambah dengan untuk menjadi jubir, menulis buku, penerjemah buku berbahasa Arab atau menjadi imuwan dan penerjemah fauriyah (spontan).
Keempat, membangun mentalitas. Dalam berbicara mutlak harus didukung dengan keberanian. Berani untuk mencoba terus menerus. Kesalahan bukan menjadi hal yang perlu ditakuti, tetapi sebagai sarana evaluasi. Sikap minder haruslah dihindari. Percaya diri dan optimislah selalu. Sebab, setiap orang dianugrahi kesempatan yang sama untuk terampil dalam berkomunikasi Bahasa Arab.
Kelima, membangun lingkungan berbahasa Arab (zona bahasa). Haruslah disadari bahwa kita mempelajari Bahasa Arab di lingkungan yang bukan merupakan tempat bahasa tersebut lahir dan berkembang. Maka dibutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ini haruslan dimaklumi, maka dengan dibentuknya zona bahasa Arab akan membantu dalam proses pengajaran.
Kelima formula diatas merupakan formula-formula yang cukup untuk membuat pengajaran Bahasa Arab menjadi lebih mudah untuk dipahami oleh siswa-siswa yang mempelajarinya. Bahasa Arab merupakan bahasa yang memiliki keluasan makna, sastra dan penggunaanya. Dengan menguasai Bahasa Arab yang fusha maupun yang 'amiyah tentunya akan membuat kehidupan menjadi mudah, karena ditunjang dengan kemampuan berbahasa yang mumpuni.
Semoga bermanfaat!!!
0 Comments