Mengendalikan Emosi

Mengendalikan Emosi

Assalamu'alaikum Wr. Wb
Emosi dan perasaan akan bergolak dikarenakan dua hal; kegembiraan yang memuncak dan musibah yang berat. Dalam sebuah hadits Rasululallah saw bersabda : "Sesungguhnya aku melarang dua macam ucapan yang bodoh lagi tercela; keluhan tatkala mendapat nikmat dan umpatan ketika mendapatkan musibah".

Allah swt berfirman :
"(Kami jelaskan yang demikian itu)  supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang Dia berikan kepadamu"

Maka dari itu, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya kesabaran itu ada pada benturan yang pertama". Barang siapa mampu menguasai perasaannya pada setiap keadaan dan kondisi, baik yang memilukan dan juga yang menggembirakan; maka dialah orang yang sejatinya memiliki kekukuhan iman dan keteguhan keyakinan. Karena itu pula, ia akan memperoleh kebahagiaan dan kenikmatan dikarenakan keberhasilannya mengalahkan nafsu. Allah swt menyebutkan bahwa manusia adalah mahluk yang senang bergembira dan berbangga diri. 

Namun, menurut Allah swt ketika ditimpa musibah manusia mudah bekeluh kesah, dan ketika mendapatkan kebaikan manusia menjadi kikir. Akan tetapi tidak dengan orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya. Itu karena mereka adalah orang - orang yang mampu berdiri seimbang diantara derasnya kesedihan dan kegembiraan yang tinggi. 

Emosi yang tidak terkendali hanya akan membuat jiwa kelelahan, menyakitkan dan meresahkan diri sendiri. Sebab, ketika marah misalnya, maka marahnya akan meluap-luap dan sulit untuk dikendalikan. Dan itu akan membuat seluruh tubuhnya bergetar, mudah memaki siapa saja dan seluruh hatinya tertumpah ruah, nafasnya tersengal-sengal dan ia akan cenderung bertindak sekehendak nafsunya. Adapun saat mengalami kegembiraan, ia akan menikmatinya secara berlebihan, mudah lupa diri, dan tak ingat lagi siapa dirinya.

Begitulah manusia, ketika tidak menyukai seseorang, ia cenderung menghardik dan mencelanya. Akibatnya, seluruh kebaikan orang yang tidak ia sukai itu tampak lenyap begitu saja. Demikian pula ketika menyukai orang lain, maka orang itu akan terus ia puja dan sanjung, Dalam sebuah hadits dikatakan : "Cintailah orang yang engkau cintai sewajarnya; Karena siapa tahu ia akan menjadi musuhmu di lain waktu. Dan bencilah musuhmu sewajarnya saja; Siapa tau suatu ketika ia akan menjadi orang yang engkau cintai".

Dalam hadits yang lain beliau bersabda : "Ya Allah saya minta pada-Mu keadilan pada saat marah dan lapang dada". Barang siapa mampu menguasai emosinya, mengendalikan akalnya dan menimbang segalanya dengan benar,maka ia akan melihat kebenaran, akan tahu jalan yang lurus dan akan menemukan hakekat.

Islam mengajarkan keseimbangan norma, budi pekerti dan perilaku sebagaimana ia mengajarkan manhaj yang lurus, syariat yang diridlai dan agama yang suci. Keadilan merupakan tuntutan yang ideal sebagaimana ia ibutuhkan dalam penerapan hukum. Itu terjadi, karena pada dasarnya Islam dibangun di atas pondasi kebenaran dan keadilan. Yakni, benar dalam memberitahukan berita-berita Ilahi dan adil dalam menetapkan hukum, mengucap perkataan melakukan tindakan dan berbudi pekerti.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb    

Post a Comment

0 Comments