Trump Memulai Perang Dengan Lebih 1,5 Milyar Muslim

Hasil gambar untuk yerusalem
AQIEMGroup - Keputusan Trump mengakui kota Yerussalem sebagai Ibu Kota dari penjajah Israel memicu kemarahan masyarakat internasional, terutama masyarakat muslim dan rakyat palestina. Pemerintah Palestina melalui perwakilannya di Inggris menganggap tindakan Trump sama halnya dengan deklarasi perang dengan 1,5 miliar muslim di seluruh dunia.

Tindakan Trump juga dikhawatirkan akan memantik perang agama di Timur Tengah. Keputusan itu sekaligus menghancurkan proses perdamaian Israel dan Palestina melalui solusi dua negara. "Jika dia mengatakan apa yang dia ingin katakan tentang Yerusalem sebagai ibu kota Israel, itu berarti sebuah ciuman kematian terhadap solusi dua negara", kata Kepala Perwakilan Palestina untuk Inggris, Manuel Hassasian.

"Dia sedang mendeklarasikan perang di Timur Tengah, dia sedang mengumumkan perang melawan 1,5 miliar muslim dan ratusan juta orang Kristen yang tidak akan menerima tempat suci berada di bawah hegemoni (penjajah) Israel", lanjutnya. Tapi ia menjelaskan bahwa perang yang dimaksud bukanlah mengacu pada konflik militer. "Saya tidak bermaksud perang dalam hal perang konvensional, maksud saya perang dalam hal diplomasi", ujarnya.

Hasil gambar untuk free palestineMeski demikian, diplomat As Richard Haass telah memperingatkan bahwa tindakan Trump dapat meningkatkan ketegangan dan membuka jalan menuju kekerasan di sana. "Risikonya adalah bahwa hal itu akan meningkatkan ketegangan dan menyebabkan kekerasan pada saat dimana ada lebih banyak ketegangan dan kekerasan terjadi di dunia", tulisnya dalam Twitter.

"Benar, menahan pengakuan AS atas Yerusalem untuk menjadi Ibu Kota (penjajah) Israel tidak menghasilkan perdamaian. Kurangnya kemajuan dapat dihubungkan dengan perilaku (penjajah) Israel dan Palestina", ujarnya.

"Tapi sama jelasnya adalah bahwa mengubah kebijakan AS terhadap Yerussalem sekarang mungkin akan membuat situasi menjadi jauh lebih buruk", imbuhnya.

Gedung Putih telah membenarkan keputusan Trump. Menurut Gedung Putih Yerussalem telah lama menjadi pusat pemerintahan (penjajah) Israel. Tetapi sebaliknya, masyarakat internasional tidak mengakui atas kepemilikan sepihak (penjajah) Israel atas kota tua Yerussalem.

Perdana Menteri Turki Binary Yildirim memperingatkan bahwa Trump berisiko membuat masalah di Timur Tengah menjadi tak terpecahkan. Pemimpin Vatikan Paus Fransiskus telah bergabung dalam kelompok yang menentang keputusan Trump. "Sangat penting untuk mengenali hak semua orang dan mempertahankan status quo", katanya.

(Penjajah) Israel menduduki secara sepihak wilayah Palestina pada era dahulu dan setelah perang enam hari pada tahun 1967, (penjajah) Israel mengumumkan bahwa Yerussalem sebagai Ibu Kotanya. Meskipun tidak satupun negara di dunia mengakui keputusan (penjajah) Israel tersebut sampai hari in Trump memutuskan untuk mengakui.

Post a Comment

0 Comments